kata Islam dari kata "aslama" yang berarti selamat. Seni Islam adalah seni yang mendatangkan keselamatan. Dengan kata lain Seni Islam merupakan seni yang menyelamatkan baik bagi diri senimannnya maupun yang menikmatinya. Selamat jiwa dan raganya. Selamat di dunia maupun di akherat. Maka beruntunglah anak manusia yang mencintai Seni Islam

Selasa, 15 Juli 2008

LUKISAN YANG BERMUTU

Nonton lukisan
Secara umum nonton lukisan memang asyik dan menyenangkan. Memang lukisan yang bagus mempunyai daya tarik dan pengaruh yang kuat bagi yang memperhatikan. Ia seakan dapat bicara, bercerita, memberi nasehat, bernyanyi menghibur hati yang duka. Namun ada pula lukisan yang seakan-akan dapat menyindir, mengkritik, mengancam hingga menakutkan. Setelah melihat lukisan `tertentu`adakalanya seorang putri yang pemalu tiba-tiba berubah. Ia berperilaku yang sensual. Tampaknya terjadi suatu perubahan pada dirinya, hingga temannya bilang, lho kok bisa gitu ya? Ia kehilangan kekayaan yang teramat mahal yakni sebagian rasa malunya. Bagaimana bila hal itu terjadi pada anak-anak kesayangan kita. Bagaimana bila hal itu terjadi pada teman kita atau anak saudara kita. Bagimana pula bila hal itu terjadi pada para tunas bangsa, murid-murid yang kita diamanahi mendidiknya?. Oleh karena itu memang kita harus selektif dan pandai-pandai memilih lukisan untuk ditonton atau ditontonkan. Apalagi lukisan itu mau kita beli atau kita koleksi dengan harga yang mahal. Sebenarnya secara fitrah semua orang tua pasti mengharapkan keselamatan jiwa, terjaganya akhlak anak-anaknya. Nah... sebenarnya apa sih lukisan itu ? para pakar bilang `ide, gagasan, suara hati, gejolak keinginan jiwa, dan dapat pula dikatakan endapan lintasan pikiran yang visualisasikan pada bidang 2 dimensional melalui elemen visual (garis, warna, bidang, bentuk dan teksture) untuk memenuhi kebutuhan jiwa manusia`. Lalu lukisan yang bermutu itu yang bagaimana ?

Mutu Lukisan
Mutu lukisan tidak hanya tergantung pada warna, bentuk teksture maupun piguranya. Ia juga tidak tergantung pada bahan, teknik maupun ukurannya dan bahkan tidak tergantung pula pada gaya maupun brapa puluh juta lukisan itu terbeli. Walaupun lukisan bermutu bisa juga mempunyai karakter yang demikian. Namun lebih dari itu sebenarnya mutu lukisan tergantung seberapa jauh lukisan tersebut bermanfaat bagi diri maupun orang lain. Mampukah lukisan itu membawa, mendidik pelukisnya dan penontonnya kepada kebaikan ? Mampukah karya itu mengingatkan tentang hakikat diri pelukisnya? Mampukah karya itu mendidik pelukisnya menjadi manusia yang arif? mampukah lukisan itu mendatangkan ketentraman penontonnya? ataukah karya itu sekedar mengeksplor sesuatu yang indah? Atau bahkan hanya menjadi pembangkit`nafsu yang rendah`? Semua itu menjadi renungan dan elemen penentu dalam penilaian mutu lukisan.